TUGAS 7 ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Untuk Memenuhi Tugas Softskill Salah Satu Sata Kuliah
Ilmu Sosial Dasar
Disusun Oleh :
Nadira Putri Alisya
15118149
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018/2019
1. ILMU PENGETAHUAN
Secara
etimologi kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti,
atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat
berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui
masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya
Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang didalam nya
memberikan berbagai macam pelajaran yang mempelajari segala sesuatu yang di
dunia maupun di akhirat dalam kehidupan sehari-hari, dari sesama umat manusia,
dari buku-buku yang ada, kesemuanya termasuk dalam ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat untuk semuanya
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal
pada teori kebenaran pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu
mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan
kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi
praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis,
dan aksiologis.
- Epistemologis merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
- Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan.
- Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif
diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi
pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema
yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan
terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat
diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap
pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun
masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
2. TEKNOLOGI
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan
sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan
sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah
membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan
bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk
sampingan yang tidak dikehendaki yang disebut pencemar dan menguras sumber daya
alam, merugikan, dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan
teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru
seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru.
Bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan
manusia. Penyokong paham-paham seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme
memandang proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan
bagi masyarakat dan kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini
diyakini bahwa pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi
kajian-kajian ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan komunitas
lumba-lumba tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar untuk
mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.
Teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah
memenuhi syarat utama yaitu :
a. Persyaratan
Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
- Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
- Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
- Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
- Memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
b. Persyaratan
Sosial, meliputi :
- Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
- Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
- Menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
- Membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
c. Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi berbagai
bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
- Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
- Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
- Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal
:
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia
dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang
dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap
posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang
menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat
sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein
dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan,
keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis
kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti
tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset
produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua
modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak
mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan
kedalam tiga unsure :
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun
mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan.
Yang relevan dalam hal ini adalah
kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan
structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik,
sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga
dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai
nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau
subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun
melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan
selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari
feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme,
dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup:
Kekurangan materi,
yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Kurangnya
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Kurangnya
penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
KETERKAITAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dampak positif,
namun apabila masyarakat tidak bisa menyesuaikan diri maka ilmu pengetahuan dan
penguasaan masyarakat akan rendah, akibatnya masyarakat tersebut akan dilanda
kemiskinan. Namun, apabila masyarakat mampu beradaptasi dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, niscaya masyarakat akan mampu
bersaing dan bertahan di era globalisasi ini.
Jadi keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
sangat erat, serta berbanding lurus, yang artinya, semakin dikuasainya ilmu
pengetahuan dan teknologi maka akan semakin berkualitas tingkat eknominya,
begitu pula sebaliknya, semakin sedikit ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki, maka kemiskinan akan melandanya.
KETERKAITAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dampak positif,
namun apabila masyarakat tidak bisa menyesuaikan diri maka ilmu pengetahuan dan
penguasaan masyarakat akan rendah, akibatnya masyarakat tersebut akan dilanda
kemiskinan. Namun, apabila masyarakat mampu beradaptasi dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, niscaya masyarakat akan mampu
bersaing dan bertahan di era globalisasi ini.
Jadi keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
sangat erat, serta berbanding lurus, yang artinya, semakin dikuasainya ilmu
pengetahuan dan teknologi maka akan semakin berkualitas tingkat eknominya,
begitu pula sebaliknya, semakin sedikit ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki, maka kemiskinan akan melandanya.
DAMPAK IPTEK TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
Keadaan umat manusia kini sangat berbeda dengan peradaban
zaman dulu, misalnya peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi atau peradaban
di daratan Cina. Faktor utama yang menyebabkan perbedaan itu ialah pertumbuhan
penduduk, sains dan teknologi. Sains teknologi membawa kemudahan, kemakmuran
dan kenyamanan, sedangkan teknologi komunikasi membuat interdepensi secara
global yang semakin meningkat.
Namun begitu, sains teknologi juga membawa segi-segi yang
negatif. Salah satunya adalah perkembangan dunia akhir-akhir ini yang
menunjukkan kecenderungan yang sangat memprihatinkan akibat kesalahan dalam
pemanfaatan kamajuan sains dan teknologi.
MENGOPTIMALKAN IPTEK UNTUK KEHIDUPAN DAN KEMAKMURAN
MASYARAKAT
Ibaratkan sebuah pedang bermata pisau, itulah Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Apabila di gunakan dengan optimal serta
menggunakannya dengan baik maka akan membuat masyarakat menjadi makmur,
menjadikan masyarakat lebih maju. Dengan begitu IPTEK akan memajukan masyarakat
dari berbagai sektor. Misalkan saja dari sektor ekonomi dengan penemuan
teknologi untuk mempercepat hasil pertanian yang membuat keuntungan masyarakat
bertambah. Dari sektor sosial, jika IPTEK dapat di optimalkan dengan baik maka
setiap masyarakat akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi sehingga akan
bisa lebih dihormati oleh orang lain.
Penggunaan IPTEK juga harus di sesuaikan dengan berbagai
faktor yang ada sehingga tidak bertentangan juga dengan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
masyarakat dari golongan pemakai IPTEK dengan masyarakat yang belum terlalu
memakai IPTEK dalam kehidupan mereka.
DAFTAR PUSTAKA :
Komentar
Posting Komentar