METODE FIFO DAN LIFO BESERTA CONTOH ANALISISNYA
Nama :
Nadira Putri Alisya
NPM :
15118149
Kelas :
2KA27
Dosen :
Cicilia Erly Istia
Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi Keuangan 2
Tugas :
VCLASS M10
Dalam akuntansi
persediaan barang bisa dihitung dalam beberapa metode, dimana metode ini bisa
disesuaikan dengan jenis perusahaan dan juga kepentingan perusahaan. Beberapa
metode perhitungan persediaan yang populer digunakan adalah metode FIFO (First
in First Out), LIFO (Last In First Out), dan Average. Metode akuntansi FIFO dan
LIFO merupakan sarana pengelolaan persediaan dan masalah keuangan perusahaan
yang berkaitan dengan persediaan barang yang dihasilkan, bahan baku, suku
cadang, komponen atau saham feed.
Metode First In First Out
(FIFO)
FIFO merupakan singkatan
dari First in first out atau dalam bahasa Indonesia, Pertama masuk pertama
keluar yang berarti bahwa persediaan yang pertama kali masuk itulah yang
pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual.
Menurut Tanujaya et al
(2012:253) metode FIFO adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghitung
persediaan barang dengan mengasumsikan bahwa barang yang terlebih dahulu atau
yang pertama dibeli akan dijual terlebih dahulu, dengan demikian harga
perolehan barang yang lebih dahulu dibeli dianggap akan menjadi harga pokok
penjualan lebih dahulu juga.
Menurut Kieso et al (2007:419) keunggulan metode
FIFO adalah mendekatkan niali persediaan akhir dengan biaya berjalan. Karena barang
pertama yang pertama yang dibeli adalah barang yang akan keluar, maka nilai
persediaan akhir akan terdiri dari pembelian paling akhir, terutama jika laju perputaran
persediaan cepat.
Metode FIFO ini
didasarkan pada asumsi bahwa aliran cost masuk persediaan harus dipertemukan
dengan hasil penjualannya. Sebagai akibatnya, biaya per unit persediaan yang
masuk terakhir dipakai sebagai dasar penentuan biaya barang yang masih dalam
persediaan pada akhir periode (persediaan akhir). Dalam penerapan
metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang
lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir
barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir
masuk.
Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang
memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain sebagainya
Metode FIFO merupakan
metode yang paling umum digunakan dalam penilaian persediaan. Hal tersebut
tentu saja karena ada kelebihan dan kekurangan yang dipertimbangkan, berikut
kelebihan dan kekurangan metode FIFO:
Kelebihan :
- Menghasilkan harga pokok penjualan yang
rendah
- Menghasilkan laba kotor yang tinggi
- Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
- Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya
- Nilai persediaan disajikan secara relevan di Laporan Posisi Keuangan
Kekurangan :
- Pajak yang dihasilkan lebih besar,
- Laba yang dihasilkan kurang akurat
Cara Perhitungan Metode
FIFO
Dalam penerapan metode
FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang lama/pertama
masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang
dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk.
Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki
masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain sebagainya. Berikut
adalah contoh perhitungan metode FIFO dari data di atas:
Metode Last In First Out
(LIFO)
LIFO merupakan singkatan
dari Last in first out atau dalam bahasa Indonesia, Terakhir masuk pertama
keluar yang berarti bahwa persediaan yang terakhir masuk adalah barang yang
pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual. Sejak tahun 1970-an,
perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memilih untuk menggunakan sistem LIFO
untuk mengurangi pajak pada saat terjadi inflasi.
Perbedaan antara biaya
inventarisasi yang dihitung berdasarkan metode FIFO dan metode LIFO disebut
cadangan LIFO. Cadangan ini pada dasarnya adalah jumlah yang kena pajak
penghasilan suatu entitas yang telah ditangguhkan dengan menggunakan metode
LIFO.
Contoh pelaku usaha yang
menggunakan metode ini adalah penjual baju. Mereka akan menjual baju yang
sedang tren, tidak peduli itu kapan dimasukkan ke dalam stok. Jika model baju
yang sedang tren baru dimasukkan, mereka bisa menjualnya terlebih dahulu karena
minat dari pasar yang tinggi. Dengan demikian, stok baju yang lebih lama akan
ditahan di dalam gudang dan menunggu dijual ketika tren kembali berubah di
kemudian hari. Cara ini juga biasa digunakan untuk mendapatkan laba yang lebih
besar dalam suatu tren baju yang sedang berkembang.
Kelebihan :
- Mudah membandingkan cost saat ini dengan pendapatan sekarang.
- Apabila harga naik maka harga barang jadi
konservatif.
- Laba operasional tidak terpengaruh oleh
untung atau rugi dari fluktuasi harga.
- Menghemat pajak
Kekurangan :
- Bertolak belakang dengan aliran fisik persediaan sesungguhnya.
- Biaya pembukuan menjadi mahal karena metode ini lebih rumit.
- Laba atau rugi yang dihasilkan lebih rendah.
Berikut adalah contoh perhitungan menggunakan metode
LIFO :
Komentar
Posting Komentar